Irama bass bergetar di
tiap jantung pendengar. Dawai gitar memetik kekaguman dari pribadi paling dalam.
Gesekan biola sungguh menghanyutkan perasaan, bisa jadi elegi, bisa juga
teringat romantisme akan hal paling membekas. Dentuman perkusi menabuh emosi
jadi letupan-letupan perasaan paling dahsyat. Lalu biduan, menyimpulkan
semuanya, menjadi sihir dalam nada dan kata.
Semuanya sudah indah,
tinggal menunggu klimaks, yakni sorak-sorai positif paling riuh. Tapi juga bisa
saja klimaks itu tak muncul. Pesona yang semula didambakan sama sekali luntur.
***
Kata……
Kata itu dirangkai jadi
baris, lalu bait tercipta, kemudian utuh dalam sebuah syair. Syair yang padat
dan berenergi itu siap menjadi perantara yang membawa kita pada sebuah ruang
dan waktu. Pohon tak lagi pohon, meja berubah bentuk, manusia berganti gaya,
cahaya lampu meredup, lalu datang wanita berbibir seksi dan pria berkumis
lebat. Mereka siap melumat malam. Atau, bisa saja menjadi suasana yang lain,
tergantung kemana syair itu membawa kita.
Semakin sering syair itu
dilantunkan, semakin sang biduan masuk dalam penghayatan. Lirik seolah sudah
menjadi bagian organ tubuh manusia. Kata yang mengalir diiringi gerak tangan
dan kaki yang harmonis, sesekali mata terpejam karena penghayatan yang semakin
dalam, lalu wajah menyuguhkan ekspresi yang beragam. Bisa saja semua itu
merupakan gambaran arti dari tiap larik.
Penonton makin histeris. Sangaaaaaaaaaattt histeris. Gemuruh
suara penonton yang hebat itu malah membuat syair yang dilantunkan sang biduan
terdengar samar. Tak jelas diksinya, lariknya, apalagi artinya. Teriakan
penonton yang teramat kencang bahkan membuat The Beatles tidak bisa mendengar
suara mereka sendiri di atas panggung.
Tiap-tiap manusia punya
cara sendiri untuk memahami musik dalam ebuah pertunjukan. Kesunyian bisa jadi
cara paling efektif untuk masuk dalam zona penghayatan paling dalam, seperti pada
film Inside Llewyn Davis.
Llewyn sudah berada di
atas pentas. Hanya dengan sebuah gitar dan seperangkat alat pengeras suara
Llewyn mulai bernyanyi. Suasananya sangat sunyi. Lampu penonton padam, hanya di
bagian panggung yang lampunya dibiarkan menyala, itu pun hanya cahaya
remang-remang saja. Hening sekali, seluruh penonton terlihat sedang menikmati
dan memahami sebuah lagu. Memahami musik dan juga syairnya. Llewyn pun usai
bernyanyi, lalu penonton tepuk tangan. Walhasil, klimaks dibangun lalu dicapai di
dalam bentuk keheningan. Dalam beberapa pertujukan musikalisasi puisi, hal
demikian kerap terjadi. Para penonton sibuk menikmati musik dan puisi. Ya sibuk, sibuk dalam
hening.
***
Gitar,
bass, biola, dan perkusi sudah harmonis. Penonton berdebar jantungnya menuju
bagian paling puncak. Sound man
terlihat meracik komposisi suara agar terdengar pas.
Lalu
sang biduan terlihat seksi, berhadapan dengan penonton yang hanya dibatasi standmic.
Sang
biduan mulai bernyanyi. Semua masih terkendali.
Kemudian……………………
“Na
na na na nanananana nanananana nananana”.
Penonton
mengerutkan dahi.
Aduh………..
Syair tak bisa menjadi perantara
menuju sebuah ruang dan waktu. Pemusik bingung. Harmonisasi tak terbangun.
“Na na na na nananananana”. Suara itu
tak semestinya na na na nanana.
Penonton
masih mengerutkan dahi.
Aaaaaaaah, klimaks luntur.
Lupa…………..
Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
BalasHapusArenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.